2015-12-05

Sepenggal kisahku bersama Ibu

Dua puluh tiga tahun yang lalu, saat itu usiaku sekitar delapan tahun,  aku terkulai lemas di atas sofa. Seminggu terakhir  itu aku memang merasa sakit di  pinggang bagian kiri dan kanan. Dan pagi itu sakitnya semakin tak tertahankan. Ibu sudah membawaku ke dokter tiga hari lalu. Obat yang diberikan juga sudah kuminum namun nyatanya sakitku malah bertambah parah. Ibu menduga sakit yang kuderita ini gejala usus buntu. 

Ibu dan bapak sudah berpakaian rapi hendak ke kantor.  Samar-samar kudengar percakapan mereka, ibuku berkeras ingin membawaku ke dokter pagi itu tetapi bapak bimbang dengan pekerjaannya. Bapak memutuskan tetap berangkat ke kantor. Aku hanya pasrah tak bisa berkata apapun karena jangankan untuk bicara bernapas pun terasa sulit dan menyakitkan. Lemah mataku memandangi wajah cantik ibu  yang diselimuti kabut kecemasan. Ibu bertanya apa yang kurasakan dan aku hanya mampu menjawab lirih, “sakit...” Hampir saja ibu hendak memanggil taksi untuk membawaku ke dokter namun rupanya bapak kembali ke rumah.
                                                   
          (ibu, aku dan adik-adikku (tahun 2000)
Dokter memastikan bahwa aku terkena usus buntu dan akan dioperasi siang itu juga. Ibuku menyiapkan segala keperluan termasuk memiih rumah sakit untukku dirawat. Alhamdulillah, operasi berjalan lancar. Ibu mengambil cuti untuk menemaniku selama dirawat, bergantian dengan tanteku.  Hingga kini aku merasa sangat bersyukur bahwa ibu membawaku ke dokter pada hari itu sehingga segala sakit yang kurasakan dapat hilang.

Ibuku memang seorang wanita karir yang tak setiap waktu dapat bersamaku. Meski begitu ia tetap ada disaat-saat kubutuhkan. Ia tetap menunjukkan perhatian dan juga kasih sayangnya kepadaku. Sepenggal kisah ini menjadi kenangan berharga untukku.
(tulisan ini diikutsertakan dalam GiveAway yang diselenggarakan oleh  http://rosimeilani.com/2015/12/04/ga-sejuta-kisah-ibu/)

Hadiah yang ingin kuberikan untuk ibu sebenarnya bouqet bunga karena ibu suka sekali bunga dan dulu aku sering membelikan buket bunga untuk ibu setiap ulang tahunnya. Tapi kalau tidak mungkin ya apa saja juga boleh :) 



10 komentar:

  1. Terima kasih Mba Vina udah ikut meramaikan GA Sejuta Kisah Ibu. Salam untuk beliau.
    Apdet daftar peserta lomba bisa diintip di sini http://rosimeilani.com/2015/12/06/daftar-peserta-ga-sejuta-kisah-ibu/

    BalasHapus
  2. Kenangan yang indah, ya Vin. Ibu cantik sekali, mudah2an sehat selalu.

    BalasHapus
  3. Salute dengan ibunya, walau wanita karier, tetap ada, saat dibutuhkan. Salam hangat

    BalasHapus
  4. Iya banyak yang bilang ibuku cantik, hingga kinipun masih awet muda. Ibu sudah berhenti bekerja sejak adikku yang bungsu lahir.

    BalasHapus
  5. semoga ibunda mbak senantiasa bisa menemani mbak.e yaa ^_^
    dan selalu diberikan kesehatan, amin ^_^
    salam kenal

    BalasHapus
  6. Sesibuk sibuknya ibu tetap sempat mengurus yaa, bela2in cuti

    BalasHapus
  7. Sesibuk sibuknya ibu tetap sempat mengurus yaa, bela2in cuti

    BalasHapus
  8. Semoga ibu selalu sehat ya mba.. salam hormat saya untuk ibunda

    BalasHapus
  9. @maya siswadi, iya mba Maya Alhamdulillah meski ibu benerja tapi tetap memperhatikan kami anak-anaknya. Selalu melepon dari kantor (lebih dari setengah jam)sehingga kami juga tidak bisa bebas kesana kemari.
    @yuni zuhri, aamiin. terima kasih mba

    salam kenal semuanya, semoga kita bisa saling silaturahmi yaa...

    BalasHapus

Komentar baik berupa kritik maupun apresiasi baik yang sopan amat saya nantikan, terima kasih telah singgah di blog ini :)

Share